bahkan sedari ufuk membuka mata,
langit putih tengah menjatuhkan rintik..
Sama seperti sore yang lalu,
langit tak sanggup menahan derai tangis.
Tangisnya sendu, entah karna luka atau bahagia.
kata demi kata terangkai,
bait demi bait terbaca,
hingga sedetik dua detik timbulkan luka,
luka yang kadang menyayat tak terasa,
sakit tak berdarah,
yang diluapkan pada rintik tanpa sudah..
~
Mungkin hujan ingin bercerita melalui rinai tanpa hentinya,
ia pernah terluka.
Terjatuh berulangkali namun tetap kembali
tanpa ada sesal yang terbawa.
~..
Tapi jingga rasa, ada yang terluka,
Di tutup awan bergerombol samarkan luka,
Namun, nyatanya dia merintih lirih,
Baitnya terdengar kala senja menghilang.
~
hmm..
Tak ada senja katanya,
sketsa pesona dari sang mentari sebelum kembali keperaduannya,
begitu derita menjadi latarnya.
3 komentar
Write komentarJiahaa... Mana puisiku mana puisimu? Camppur...
Reply:D
ReplyEmoticonEmoticon