Aya Afza
3 Desember 2016
To Ken from Kei
Perjuanganmu takkan berakhir sia-sia, ketika seseorang yang kau cintai bahagia.
Ken .... Kau begitu jauh dari pandangan mataku. Begitu jauh ketika kenyataan menghadirkan sesosok baru yang mencintaimu tulus melebihi diriku. Tanganku tak kuasa menyentuhmu. Jarak halangi kita tuk bertemu. Mungkin hanya ada mimpi yang biarkan kita bersatu. Kala kutidur, ruhku kencani bayang-bayangmu. Sementara tubuh ini tak pernah tahu-menahu. Sepertinya perjumpaan ruh lebih halus bagiku, ketimbang saat jasad kita saling bertemu. Ken ....
Sejatinya kita memang tak pernah bisa bersatu. Aku di sini kau di sana, aku di sana kau tiada. Memang ada benarnya ketika cinta mengajarkan kita arti untuk tak harus saling memiliki. Tidak, ini bukanlah suatu keegoisan cinta, ini semua tentang sebuah rasa yang sulit terjamah oleh kita. Yaa, kita. Tatkala centi yang kau rasa dekat berubah menjadi meter. Ketika oase yang kau cari hanya fatamorgana yang menoreh luka di hati. Kita hanyalah bayang semu yang terpisah jarak dan waktu. Ciptakan perbedaan yang nyata. Pertentangan akan hubungan yang seharusnya tiada. Jelaslah, kita memang tidak untuk bersama. Umpamakan saja hati ini tak punya rumah dan tanah. Ia jua tak punya tempat khusus untuk singgah. Seolah ia tercipta dari kelembutan mega- mega. Tiupan angin membawanya kelilingi jagat raya. Seperti itulah hatiku. Jadi biarkanlah ia pergi sendiri. Pilih dia yang selalu ingin bersamamu. Bukan aku yang mencipta jurang di antara jiwa, mengelak darimu, pergi dan tak ingin lagi bertemu. Simpanlah bualanmu tentang cinta. Aku tak ingin lagi mendengarnya. Penyesalan mungkin akan menemanimu. Sejenak dalam bayang semu pilihanmu untuk bertahan bersamaku. Hanya sekejap, kau harus tahu itu. Dan seseudah itu kau pasti akan temui titik terang dari masalahmu. Kilauan cahaya pengusir kabut gulanamu. Aku yakin Rin adalah orang yang tepat untukmu.
Kei
3 Desember 2016
To Ken from Kei
Perjuanganmu takkan berakhir sia-sia, ketika seseorang yang kau cintai bahagia.
Ken .... Kau begitu jauh dari pandangan mataku. Begitu jauh ketika kenyataan menghadirkan sesosok baru yang mencintaimu tulus melebihi diriku. Tanganku tak kuasa menyentuhmu. Jarak halangi kita tuk bertemu. Mungkin hanya ada mimpi yang biarkan kita bersatu. Kala kutidur, ruhku kencani bayang-bayangmu. Sementara tubuh ini tak pernah tahu-menahu. Sepertinya perjumpaan ruh lebih halus bagiku, ketimbang saat jasad kita saling bertemu. Ken ....
Sejatinya kita memang tak pernah bisa bersatu. Aku di sini kau di sana, aku di sana kau tiada. Memang ada benarnya ketika cinta mengajarkan kita arti untuk tak harus saling memiliki. Tidak, ini bukanlah suatu keegoisan cinta, ini semua tentang sebuah rasa yang sulit terjamah oleh kita. Yaa, kita. Tatkala centi yang kau rasa dekat berubah menjadi meter. Ketika oase yang kau cari hanya fatamorgana yang menoreh luka di hati. Kita hanyalah bayang semu yang terpisah jarak dan waktu. Ciptakan perbedaan yang nyata. Pertentangan akan hubungan yang seharusnya tiada. Jelaslah, kita memang tidak untuk bersama. Umpamakan saja hati ini tak punya rumah dan tanah. Ia jua tak punya tempat khusus untuk singgah. Seolah ia tercipta dari kelembutan mega- mega. Tiupan angin membawanya kelilingi jagat raya. Seperti itulah hatiku. Jadi biarkanlah ia pergi sendiri. Pilih dia yang selalu ingin bersamamu. Bukan aku yang mencipta jurang di antara jiwa, mengelak darimu, pergi dan tak ingin lagi bertemu. Simpanlah bualanmu tentang cinta. Aku tak ingin lagi mendengarnya. Penyesalan mungkin akan menemanimu. Sejenak dalam bayang semu pilihanmu untuk bertahan bersamaku. Hanya sekejap, kau harus tahu itu. Dan seseudah itu kau pasti akan temui titik terang dari masalahmu. Kilauan cahaya pengusir kabut gulanamu. Aku yakin Rin adalah orang yang tepat untukmu.
Kei
EmoticonEmoticon