Menyayat hati



Menyayat hati

Senja lalu  tlah berlalu dengan berjuta kenangan di dalamnya, beserta deburan ombak waktu yang kian menjauh dari tepian tepian  kisah, bersama itu jua  nafas, ghairah, semangat,dan keinginan perlahan terkikis, habis.

Alih alih menuntun perbaikan, ia palah Merengkuh jiwa pada jarak nan amata sangat jauh, dan sukar tuk bisa lagi di tapaki. Terbengkalai dalam jiwa yang seakan mati, tersebab inti raga yang terluka, sekarat terseret duka dalam khayal ketiadaan yang menjadi euforia nyata dalam imajenasinya.

Semua tersebab beberapa hal di waktu lalu, sebagian dari jiwanya yang hilang terbawa ombak dan gulungan-gulungan takdir yang memaksa terjadinya pelepasan, atau mungkin lebih tepatnya penyerahan, pada sang waktu yang telah mengambil keputusan.

Ringkih badan yang tak memiliki daya itu tak mampu berbuat apa-apa, hanya terdiam menikmati hidangan-hidangan kerinduan yang di sajikan oleh Tuannya, dan sayatan-sayatan di hatinya.
Semua keadaan bersuara dan memerintahkanya untuk “Let it go!!”, tapi sepenuh jiwanya tak memiliki pilihan tersebut. Yang ada hanya pemikiran akan kepercayaan tentang takdir yang belum selesai. Bukankah takdir itu adalah Dia? Kehendaknya tidak sebatas pada kepastian setelah angka tiga adalah empat, kehendaknya melebihi dari hanya sekedar itu. Hati kecilnya  lebih mengarah untuk berkata “Let it be!!, and enjoy it All!”.

Duhai jiwa-jiwa yang larut dalam corak indah keduniawian, hatimu telah lebur dalam kegelisahan akan takdir-takdir kepastian yang padahal sudah di tetapkan.

Telah salah langkah dalam pengambilan keputusan, hingga tersedak hatinya oleh kekecewaan.
Menyayat hati, dalam  tiap keteringatan.

<-2day font="">

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »
Powered By Blogger