Selalu kubingkis sebutir rindu untukmu ...

~..
Aku berceloteh, memaki senja yang mengesalkan.
rasaku tak tersampaikan, angin yang membawanya hilang seblum sampai tujuan.
kiranya senja tak mau menolong, tak apa.
bilang saja dari awal, tak usah banyak janji atau bualan yang meyakinkan, tapi berakhir dengan asa tanpa akhiran..
~
Di sudut kamar dengan kaca berpantul kilauan cahaya senja ...
Ku ukir bayangmu di sana,
Tak terjamah, samar dalam dekap masa...
Senja yang kau bilang membuat janji bualan itu, mengatakan padaku
Bahwa kesabaranmu adalah penentu dari tersampainya rasamu
~..
Bagaimana aku bisa percaya?!
Jika hanya yang di rindu yang di beritahu,
kau kira langit ini tak luas?!
Aku hanya khawatir, bila senja berbisik agar kau menoleh pada yang lain,
lalu kau hilang dibawa angin,
kau tahu?!
itu bukan suatu hal  yang mustahil,
sedang kita hanya bertatap lewat cermin!!
~
Kau hanya ragu pada kemampuanmu, begitu kata senja
Sedang saat kumerindu, senja selalu datang bersama bayangmu ...
Haruskah kubisikkan namamu pada senja, agar dia senantiasa datang berbisik padamu?
Kata hatimu tersampaikan lewatnya

Sedang kesabaranmu habis diruang tunggu,
Bagaimana cara senja dapat bersabar menghadapimu,
Tak ada yang mustahil,
Sedang kita berbicara melalui embusan angin
~..
kau tahu?
Selalu kubingkis sebutir rindu untukmu, berselimut awan yang jadi pitanya, dan kubiarkan langit yang membungkusnya.
kubiarkan dia di bawa senja, kemudian gelap. agar lalu angin malam yang membawa.
Membawanya padamu..,

"6 Maret 19:07"
~
Dan apakah kau tau?
Kueja kerinduanku yang selalu bertaut mendamba hadirmu
Aku serupa hujan tanpa pelangi karna ketiadaanmu disisi
Serupa laut tanpa gulungan mesra ombaknya

Atau langit tanpa arakan awannya ...

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »
Powered By Blogger