Cahaya



Banyak dari kita yang mengeluh tentang kesusahan dunia seperti susahnya mendapat pekerjaan, susahnya memenuhi kebutuhan, dan yang sudah bekerja mengeluhkan susahnya memiliki jodoh. Gaji besarpun tetap saja merasa kurang cukup, masih kurang untuk memenuhi kebutuhan, dan sudah menjalankan ibadah namun kehidupan tetap tidak tenang.
Ya, mungkin juga bisa di bilang ini adalah gelapnya dunia, tapi  bisa jadi juga karena Allah tidak memberi Cahaya pada usaha kita, Allah tidak memberi cahaya pada pekerjaan kita, Allah mengambil cahayanya dari kita sehingga kita tidak mendapatkan jodoh, sehingga hidup kita di penuhi kegelisahan, hidup kita di rundung kesusahan. Sebab kita terlalu sibuk dengan usaha kita sehingga kita meminggirkan urusan-urusan kita kepada Allah yang seharusnya kita dahulukan. 

Allah mengambil cahaya kita sehingga kita bagaikan berada dalam sebuah ruangan yang di dalamnya kita tidak mampu melihat tangan kita sendiri, yang padahal di dalam ruangan itu ada orang juga yang mencari jodoh, yang membagikan rezki, yang bisa memenuhi kebutuhan kita, namun kita tidak bisa melihatnya, kita tidak bisa mengetahuinya, kita tidak dibisakan untuk mendapatkanya karena kita telah di ambil cahayanya oleh Allah, kita telah di gelapkan oleh Allah  seperti pada firman Allah.
” Atau seperti gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi oleh ombak, yang di atasnya ombak (pula), di atasnya (lagi) awan; gelap gulita yang tindih-bertindih, apabila dia mengeluarkan tangannya, tiadalah dia dapat melihatnya, (dan) barangsiapa yang tiada diberi cahaya (petunjuk) oleh Allah tiadalah dia mempunyai cahaya sedikitpun.”

Maka sungguh, siapa yang bisa menerangi kita ketika telah Allah ambil cahaya kita? Allah berkuasa atas segala sesuatu. Namun sesungguhnya kita sendiri lah menyebabkan diri kita berada dalam kegelapan, diri kita sendiri yang membuat kita berada dalam kesusahan, kita lebih mengutamakan kepentingan diri kita dari pada kepentingan Allah, padahal, siapa yang memiliki rezki? Siapa yang memiliki jodoh? Siapa yang memiliki dunia dan seisinya? Kita sibuk dengan urusan kita, hati kita tertutupi oleh noda-noda dosa, bagaikan sebuah lampu yang kacanya dipenuhi dengan kotoran, kita tidak bisa menerima cahaya terang dari luar, juga tidak bisa memancarkan cahaya kita sendiri keluar, dosa-dosa pada diri kita yang membuat kita berada dalam gelapnya hidup,gelapnya hati, gelapnya dunia ini.
Kecuali mereka orang orang yang beriman, yaitu mereka yang “Bertasbih kepada Allah di masjid-masjid yang telah diperintahkan untuk dimuliakan dan disebut nama-Nya di dalamnya, pada waktu pagi dan waktu petang” dan “laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingati Allah, dan (dari) mendirikan sembahyang, dan (dari) membayarkan zakat. Mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi goncang.”(An-Nur 36-37) 

merekala orang orang yang beriman, yang mendapatkan ketentraman, ketenangan yang di janjika Allah, merekalah orang yang mendapatkan Cahaya di atas Cahaya, mereka tidak hanya di mudahkan segalanya dalam urusan dunia melainkan juga di lapangkan hatinya dan di beri kedudukan mulia di pandangan para manusia lainya.

Cikarang, 31 Agustus 2016
Cikarang, 20 April 2016

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »
Powered By Blogger